Rabu, 29 Juli 2020

PENGETAHUAN PETA 1


PENGETAHUAN PETA 1


A.    Pengertian Peta, Atlas, Denah
1.  Pengertian Peta
1)      Menurut ICA (International Cartographic Association)
Peta adalah gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih   dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, yang pada umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil/diskalakan.
2)      Menurut Aryono Prihandito (1988)
Peta merupakan gambaran permukaan bumi dengan skala tertentu, digambar pada bidang datar melalui sistem proyeksi tertentu.
3)      Menurut Erwin Raisz (1948)
Peta adalah gambaran konvensional dari ketampakan muka bumi yang diperkecil seperti ketampakannya kalau dilihat vertikal dari atas, dibuat pada bidang datar dan ditambah tulisan-tulisan sebagai penjelas.
4)      Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal 2005)
Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan.
5)      Gunawan (2003)
Peta dapat diartikan sebagai gambaran sebagian atau seluruh wilayah permukaan bumi dengan berbagai kenampakan pada suatu bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu.
6)      Komisi Ahli Kartografi
Peta adalah gambaran konvensional permukaan bumi yang diperkecil, baik secara detail maupun menyeluruh, seperti kenampakan yang terlihat dari atas.
7)      Kesimpulan :  Peta adalah gambaran seluruh atau sebagian wilayah pada suatu bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu dan simbol.

2.      Pengertian Atlas
Atlas merupakan kumpulan peta yang dijilid sebagai sebuah buku.

3.      Pengertian Denah
Denah adalah tampak atas bangunan yang terpotong secara horizontal setinggi 1m dari ketinggian 0.00 sebuah bangunan dengan bagian atas bangunan dibuang/dihilangkan.

B.     Komponen-komponen Peta
1.      Judul
Judul peta terletak di bagian atas yang biasanya menyebutkan jenis peta, lokasi wilayah yang dipetakan, serta keadaan yang digambarkan dalam peta tersebut.
2.      Garis Tepi
Garis tepi atau border adalah garis yang terletak di bagian tepi peta dan ujung-ujung tiap garis bertemu dengan ujung garis yang berdekatan. Biasanya garis ini dibuat rangkap dua dan tebal.
3.      Garis Astronomis
Garis astronomis merupakan garis khayal yang dibuat dan digunakan untuk mempermudah menentukan posisi suatu tempat di muka bumi. Garis astronomis dinyatakan dalam bentuk koordinat garis lintang dan garis bujur.
Garis lintang (latitude) merupakan garis khayal yang melingkari Bumi secara horizontal. Beberapa istilah penting pada garis lintang adalah sebagai berikut :
1)      Khatulistiwa atau ekuator
Yaitu garis lintang 0° dan membagi Bumi menjadi dua bagian yaitu belahan Bumi utara dan belahan Bumi selatan. Garis-garis lintang di belahan Bumi utara dinamakan Lintang Utara (disingkat LU) dan garis-garis di belahan Bumi selatan dinamakan Lintang Selatan (disingkat LS).
2)      Garis balik utara (tropic of cancer)
Ialah garis lintang 23,5° LU. Garis lintang ini merupakan garis khayal tempat titik tertinggi Matahari di belahan Bumi utara dan mengakibatkan musim panas di belahan Bumi utara.
3)      Garis balik selatan (tropic of capricorn)
Ialah garis lintang 23,5° LS. Garis ini merupakan tempat titik tertinggi Matahari di belahan Bumi Selatan dan mengakibatkan musim panas di belahan Bumi selatan pula.
4)      Lingkaran Arktik
Ialah garis lintang 66,5° LU. Wilayah yang berada di lintang 66,5° LU hingga 90° LU mengalami fenomena malam selama enam bulan berturut-turut, yaitu ketika Matahari berada di belahan Bumi selatan (23,5° LS). Fenomena siang selama enam bulan berturut-turut juga terjadi, yaitu ketika Matahari berada di belahan Bumi utara (23,5° LU).
5)      Lingkaran Antartika
Ialah garis 66,5° LS. Wilayah yang berada lintang 66,5° LS hingga 90° LS juga mengalami fenomena malam selama enam bulan berturut-turut dan siang selama enam bulan berturut-turut pula. Ketika wilayah di lingkaran Arktik tengah mengalami siang selama enam bulan, di lingkaran Antartika tengah mengalami malam selama enam bulan. Sebaliknya apabila lingkaran Arktik tengah mengalami malam selama enam bulan, lingkaran Antartika mengalami siang selama enam bulan pula.
6)      Titik Kutub Utara, ialah titik tempat 90° LU berada.
7)      Titik Kutub Selatan, ialah titik tempat 90° LS berada.

Garis bujur (longitude/meridian) diartikan sebagai garis khayal yang membujur dan menghubungkan kutub utara dan kutub selatan. Beberapa istilah penting berkaitan dengan garis bujur adalah sebagai berikut :
1)      Bujur Timur (BT)
Ialah garis bujur dari Kota Greenwhich ke arah timur (0° BT-180° BT).
2)      Bujur Barat (BB)
Ialah garisbujur dari Kota Greenwhich ke arah barat (0° BB-180° BB).
3)      Garis tanggal internasional (international date line)
Adalah garis bujur tempat berhimpitnya garis 180° BT dengan 180° BB.  Satuan yang digunakan dalam koordinat astonomis adalah derajat (°), menit ('). dan detik ("). Menit dan detik dalam hal ini, bukan berarti satuan waktu, tetapi pembagian lintang dan bujur secara spesifik. Aturan penggunaan satuan lintang dan bujur adalah sebagai berikut :
a.       1° (dibaca satu derajat) = 60 menit
b.      1' (dibaca satu menit) = 60 detik
c.       1" (dibaca satu detik)
4.      Skala
Skala merupakan perbandingan jarak, bentuk, dan ukuran yang tergambar di peta dengan keadaan sesungguhnya di lapangan.
1)   Skala Numerik (Angka)
Skala numerik atau angka adalah skala peta yang menggunakan angka atau bilangan pecahan sebagai pembanding jarak. Skala ini dapat berupa perbandingan cm maupun inchi berbanding mil. Di bawah ini, rumus standar yang digunakan dalam perhitungan skala numerik.
 
JS = jarak sebenarnya
JP = jarak pada peta
S = skala
2)   Skala Grafik (Tongkat)
Skala grafik adalah jenis skala peta yang menggunakan bentuk ruas garis bilangan sebagai pembanding jarak.

3)   Skala Verbal
Skala verbal adalah skala peta yang dinyatakan dalam bentuk kalimat.
 
5.      Tanda Arah atau Orientasi
Orientasi merupakan arah penunjuk mata angin. Pada peta biasanya arah mata angin menunjuk ke utara. Penempatan mata angin ini boleh di sembarang tempat, asal masih berada dalam garis tepi dan tidak mengganggu pembacaan peta. tiga arah utara yaitu: 
a.       Utara geografis (true north/TN/US) adalah utara yang melalui kutub utara dan kutub selatan bumi.
b.      Utara magnitis (magnetic north/MN/UM) adalah utara yang melalui kutub magnit bumi.
c.       Utara Meridian (Grid North/Meridian North/GN/UTM) adalah utara yang sejajar dengan meridian sentral dan tegak lurus standar paralel setempat.

2.      Legenda
Legenda adalah keterangan mengenai simbol-simbol yang terdapat di dalam peta. Legenda biasanya terletak di sebelah kiri, kanan ataupun bawah dari peta yang digambar.

3.      Simbol
Simbol merupakan tanda konvensional yang terdapat di dalam peta untuk mewakili keadaan sebenarnya yang ada di lapangan. Syarat-syarat simbol yang baik adalah:
1)    kecil, agar tidak terlalu banyak memerlukan ruang pada peta,
2)    sederhana, supaya mudah dan cepat digambar, dan
3)    jelas, agar tidak menimbulkan salah tafsir bagi pembaca peta.
Macam symbol:
Menurut artinya, simbol dibagi menjadi dua,
1)      Simbol Kualitatif
Simbol kualitatif menyatakan identitas atau melukiskan keadaan asli unsure-unsur yang diwakilinya. Simbol ini mempunyai keuntungan yaitu, mudah untuk dikenali, sedangkan kekurangannya adalah simbol tersebut sulit untuk digambar. Simbol ini tidak menyajikan besar atau banyaknya unsur yang diwakilinya.
2)      Simbol Kuantitatif
Simbol ini melukiskan keadaan aslinya dan menunjukkan besar atau banyaknya unsur yang diwakilinya. Umumnya pemetaan simbol kuantitatif menggunakan data-data statistik, sehingga sering disebut pemetaan statistic.

Berdasarkan bentuknya, simbol dibagi menjadi 3 sebagai berikut:
1)         Simbol titik/dot
Pada peta umum, simbol titik biasanya digunakan untuk menggambarkan sifat (kualitas) kenampakan geografis yang mengutamakan aspek letak. Kenampakan-kenampakan tersebut misalnya; gunung api, kota, danau, pelabuhan udara, dan lain-lain. Pada peta khusus (tematik), penggunaan simbol titik dapat menggambarkan nilai (kuantitas) persebaran kenampakan geografis. Misalnya, pada peta persebaran penduduk.
a.      Simbol pictorial
Adalah simbol yang menggambarkan kenampakan geografis, khususnya kenampakan budaya (buatan manusia) yang mirip dengan keadaan sebenarnya. Misalnya dipergunakan untuk menggambarkan pelabuhan laut (gambar jangkar), pelabuhan udara (gambar pesawat terbang).
b.      Simbol geometric
Adalah simbol yang menggunakan gambar-gambar bangun geometrik pada peta, seperti lingkaran, segitiga, persegi panjang, atau gabungannya.
2)         Simbol Garis
Pada peta umum, simbol garis dipergunakan untuk menggambarkan sifat (kualitas) kenampakan geografis yang bentuknya memanjang, seperti; sungai, garis pantai, jalan raya, jalan kereta api, dan batas wilayah.
Pada peta tematik, simbol garis digunakan pula untuk menggambarkan kuantitas (jumlah) suatu kenampakan atau gejala geografis. Simbol garis yang digunakan untuk menyatakan kuantitas, dikenal dengan istilah isolines.
  • Isolines adalah garis-garis di peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki kesamaan dalam gejala geografis yang ditonjolkannya.
  • Isopleth, yaitu garis-garis di peta yang menghubungkan tempat dengan nilai distribusi yang sama. Isopleth dapat berupa sebagai berikut:
  • Isohipse, yaitu garis-garis yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki ketinggian yang sama dari permukaan laut.
  • Isobar, yaitu garis-garis yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki tekanan udara yang sama.
  • Isotherm, yaitu garis-garis yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki suhu udara yang sama.
  • Isohyet, yaitu garis-garis yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki curah hujan yang sama.
  • Isoseista, yaitu garis-garis yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki kerusakan fisik yang sama akibat gempa bumi.
  • Isodapen yaitu garis-garis yang menghubungkan tempat yang memiliki kenaikan biaya transportasi yang sama besarnya di atas biaya transportasi lokal minimum.
  • Isotim yaitu garis-garis di peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki biaya transportasi yang sama.
3)         Simbol Huruf
Simbol huruf dipergunakan bersama-sama dengan simbol lain dan sifatnya     melengkapi. Simbol huruf, biasanya menggunakan huruf awal atau inisial dari kata yang akan ditampilkan, bahkan terkadang menggunakan angka.

4)         Simbol Wilayah
Simbol wilayah disebut juga simbol bidang atau simbol area. Simbol ini dipergunakan untuk menggambarkan kenampakan geografis berbentuk area, seperti: kawasan pemukiman, areal persawahan, areal perkebunan, pulau, benua, dan lain-lain.
Simbol berdasarkan jenis ketampakannya:
1)      Symbol untuk ketampakan relief(Hipsography) ex: gunung, pegunungan, plateau,     vulkan dan dataran rendah. Coklat gunung, kuning dataran tinggi, hijau dataran rendah,
2)      Simbol untuk ketampakan air(Hidrography). Ex: selat, laut, selat, danau, teluk dan sungai. biru laut, semakin dangkal warna semakin muda
3)      Symbol untuk ketampakan hasil budidaya manusia (Kultur). Ex: jalan kereta api, jembatan, dll.
4)      Symbol untuk ketampakan vegetasi
4.      Warna
Warna mempunyai peranan yang sangat penting dalam membedakan berbagai unsur yang terdapat dalam peta. Warna-warna tersebut antara lain :
1)    merah dan hitam umumnya digunakan untuk mewakili hasil budaya manusia, meliputi jalan, batas daerah, kota, dan lain sebagainya. Merah dan hitam juga digunakan untuk mewakili gunung api aktif (warna merah) dan yang tidak aktif (hitam).
2) hijau untuk mewakili kenampakan vegetasi dan biasanya juga digunakan untuk mewakili dataran rendah.
       
3)    biru untuk mewakili perairan seperti danau, sungai, dan laut. Semakin tua warna biru pada peta maka semakin dalam suatu perairan.
4)    kuning dan cokelat untuk mewakili dataran tinggi dan pegunungan. Makin tua warna cokelat di suatu wilayah pada peta, makin tinggi relief wilayah tersebut.
5)    putih untuk mewakili kenampakan gletser di muka bumi. Misalnya, untuk mewakili daerah kutub dan gletser di atas pegunungan tinggi.
5.      Peta Inset
Peta inset merupakan peta yang disisipkan karena wilayah yang digambar merupakan bagian dari peta utama atau peta yang menggambarkan wilayah yang lebih luas daripada wilayah yang digambarkan.

6.      Tata Penulisan (Lettering)
Lettering adalah semua tulisan yang bermakna yang terdapat pada peta. Bentuk huruf meliputi huruf kapital, huruf kecil, kombinasi huruf kapital-kecil, tegak (Roman), dan miring (Italic). Beberapa contoh cara penulisan pada peta adalah sebagai berikut :
1)    Judul peta ditulis dengan huruf kapital dan tegak
Nama-nama ibu kota, negara, benua, dan pegunungan harus ditulis dengan huruf kapital tegak.
2)   Nama-nama samudra, teluk yang luas, laut, dan selat yang luas harus ditulis dengan huruf kapital miring.
Nama-nama kota kecil dan gunung harus ditulis dengan huruf kecil tegak. Awal nama kota dan gunung ditulis dengan huruf besar.
3)  Nama-nama sungai, danau, selat yang sempit, dan teluk yang sempit harus ditulis dengan huruf kecil miring.

7.      Sumber dan Tahun Pembuatan Peta
Sumber memberi kepastian kepada pembaca peta, bahwa data dan informasi yang disajikan dalam peta tersebut benar benar absah (dipercaya/akurat), dan bukan data fiktif atau hasil rekaan.
Dengan tahun pembuatan, Pembaca peta dapat mengetahui bahwa peta itu masih cocok atau tidak untuk digunakan pada masa sekarang atau sudah kadaluarsa
karena sudah terlalu lama.

C.    KLASIFIKASI PETA
  1. Berdasarkan Sumber Datanya
a.       Peta Induk (Basic Map) : ialah peta yang dihasilkan dari survey langsung dilapangan.
b.      Peta Turunan (Derived Map) : Peta yang dibuat bedasarkan acuan pada peta yang sudah ada, sehingga tidak memerlukan survey langsung kelapangan.
  1. Berdasarkan jenisnya
a.       Peta Foto : Peta yang dihasilkan dari mozaik foto udara yang dilengkapi garis kontur, nama dan legenda.
b.      Peta Garis : Ialah peta yang mnyajikan detail alam dan buatan manusia dalam bentuk titik, garis dan tulisan.
  1. Berdasarkan isi data yang disajikan
a.       Peta Umum
1.      Peta Dunia  : ialah peta umum dengan skala kecil dengan cakupan yang sangat luas. Contoh : peta provinsi Negara Indonesia
2.      Peta Chorografi : ialah peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi yang bersifat umum, dan biasanya berskala sedang. Contohnya : Atlas, peta derah kecamatan dan Kabupaten.
3.      Peta Topografi : Ialah peta yang menggambarkan permukaan bumi lengkap dengan reliefnya dan digambarkan dengan garis kontur.
4.      Contoh : Peta Jalan Raya, dan Peta Jalan Kereta Api

b.      Peta Tematik  :
Ialah peta yang menggambarkan informasi  dengan tema tertentu.  Misalnya : peta curah hujan, peta geologi, peta kepadatan penduduk, dll. Salah satu jenis peta tematik ialah peta teknis, yaitu peta yang bersifat teknis dan digunakan sebagai pedoman untuk pelaksanaan proyek pembangunan. Peta ini merupakan peta yang berskala besar, lebih besar dibanding jenis peta lain. Sebagai contoh adalah peta kontur, peta rencana  jalan, peta pembangunan perumahan,  dan lain-lain.

  1. Berdasarkan  Jenis  skalanya
1.      Peta Kadaster/ Peta Teknik : peta dengan skala sangat besar  antara 1: 100 – 1: 5.000.
Contoh : Peta Dusun, Peta Desa, Peta RT, RW.          
2.      Peta Skala Besar : Ialah Peta dengan Skala 1: 50.00 – 1: 250.000.
Contoh : Peta Desa, dan Kecamatan.
3.      Peta Skala Sedang : Ialah Peta dengan skala 1: 250.000 – 1: 500.000.
Contoh : Peta Kabupaten dan Peta Provinsi.
4.      Peta Skala Kecil : Ialah Peta dengan skala 1: 500.000 – 1: 1.000.000
Contoh: Peta Pulau dan Peta Negara.
5.      Skala Geografis/ Peta Dunia : ialah peta dengan skala >1: 1.000.000
Contoh : Peta Benua dan Peta Dunia
Catatan: contoh peta dari masing-masing skala bersifat relatif karena berdasarkan luas wilayahnya
  1. Berdasarkan Sifat Datanya
1.      Peta Stasioner :
ialah peta  yang menggambarkan permukaan bumi  yang datanya bersifat relative tetap (stabil). Misalnya : Peta Topografi dan Peta Geologi pada Jenis Tanah.
2.      Peta Dinamis :
ialah peta yang menggambarkan permukaan bumi  yang datanya slalu bersifat berubah (dinamis). Contohnya : Peta kepadatan penduduk,  Peta Sebaran korban bencana Alam , dan Peta jaringan komunikasi.
  1. Berdasarkan Bentuknya
1.  Peta Timbul : Ialah peta yang dibuat berdasarkan bentuk permukaan bumi yang sebenarnya, misalnya peta relief.
2.   Peta Dasar(Peta Biasa) : Ialah Peta dasar adalah peta yang menggambarkan keadaan suatu wilayah yang belum diberi data, misalnya peta dasar Indonesia atau peta dasar Pulau Jawa. Dengan adanya peta dasar tersebut kita dapat membuat berbagai jenis peta yang kita inginkan.
3.    Peta Digital : Ialah peta yang datanya terdapat pada pita magnetik, sedangkan pengolahan dan penyajian datanya menggunakan komputer, misalnya : peta yang digambarkan melalui layar televisi atau layar computer.





 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Desiminasi Budaya Positi Di SMA Negeri 3 Jombang

 https://youtu.be/QwNUU94K1Ms Rancangan Tindakan Untuk Aksi Nyata Judul Modul           : Desiminasi Budaya Positi Di SMA Negeri 3 Jombang P...