PENGINDERAAN JAUH
A. Definisi Penginderaan Jauh :
1. Lilesand and Keifer
Ilmu, teknik dan seni untuk mendapatkan informasi tentang obyek, wilayah atau gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh dari suatu alat tanpa berhubungan langsung dengan obyek, wilayah atau gejala yang sedang dikaji.
2. Lindgren
Teknik yang dikembangkan untuk memperoleh dan menganalisis informasi tentang bumi. Informasi tersebut berbentuk radiasi elektromagnetik yang dipantulkan dari permukaan bumi.
3.
Menurut
Colwell (1984)
Penginderaaan Jauh yaitu suatu pengukuran atau perolehan data pada objek di
permukaan bumi dari satelit atau instrumen lain di atas atau jauh dari objek
yang diindera.
4.
Menurut
Curran (1985)
Penginderaan Jauh yaitu penggunaan sensor radiasi elektromagnetik untuk merekam
gambar lingkungan bumi yang dapat diinterpretasikan sehingga menghasilkan informasi
yang berguna.
5.
MenurutAmerican Society of Photogrammetry (1983)
Penginderaan jauh merupakan pengukuran atau perolehan informasi dari beberapa sifat
objek atau fenomena, dengan menggunakan alat perekam yang secara fisik tidak terjadi
kontak langsung dengan objek atau fenomena yang dikaji.
6.
Menurut
Avery (1985)
Penginderaan jauh merupakan upaya untuk memperoleh, menunjukkan
(mengidentifikasi) dan menganalisis objek dengan sensor pada posisi pengamatan daerah
kajian.
kesimpulan : Penginderaan jarak jauh adalah pengukuran data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik melakukan kontak dengan objek tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh, (misalnya dari pesawat, pesawat luar angkasa, satelit atau alat lain)
B. Komponen /Unsur Penginderaan Jauh
1. Sumber Tenaga
Fungsi tenaga adalah untuk menyinari obyek permukaan bumi dan memantulkannya pada sensor
Sumber tenaga dalam proses inderaja terdiri atas melahirkan system inderaja:
a. Tenaga Alamiah, yaitu sinar matahari(sistem pasif)
b. Tenaga Buatan, yang berupa gelombang mikro(system aktif)
Jumlah tenaga yang diterima oleh obyek di setiap tempat berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
a. Waktu penyinaran, jumlah energi yang diterima oleh obyek pada saat matahari tegak lurus (siang hari) lebih besar daripada saat posisi miring (sore hari). Makin banyak enegri yang diterima obyek, makin cerah warna obyek tersebut.
b. Sudut datang sinar matahari mempengaruhi jumlah energi yang diterima bumi
- Bentuk permukaan bumi, permukaan bumi yang bertopografi halus dan memiliki warna cerah pada permukaannya lebih banyak memantulkan sinar matahari dibandingkan permukaan yang bertopografi kasar dan berwarna gelap. Sehingga daerah bertopografi halus dan cerah terlihat lebih terang dan jelas
- Keadaan Cuaca, kondisi cuaca pada saat pemotretan mempengaruhi kemampuan sumber tenaga dalam memancarkan dan memantulkan. Misalnya kondisi udara yang berkabut menyebabkan hasil inderaja menjadi tidak begitu jelas atau bahkan tidak terlihat.
2. Atmosfer
Lapisan udara yang terdiri atas berbagai jenis gas, Molekul-molekul gas seperti O2, CO2, nitrogen, hidrogen dan helium.yang terdapat di dalam atmosfer tersebut dapat menyerap, memantulkan dan melewatkan radiasi elektromagnetik.
Di dalam inderaja terdapat istilah Jendela Atmosfer, yaitu bagian spektrum elektromagnetik yang dapat mencapai bumi. Keadaan di atmosfer dapat menjadi penghalang pancaran sumber tenaga yang mencapai ke permukaan bumi
3. Interaksi antara tenaga dan obyek
Interaksi antara tenaga dan obyek dapat dilihat dari rona yang dihasilkan oleh foto udara. Tiap-tiap obyek memiliki karakterisitik yang berbeda dalam memantulkan atau memancarkan tenaga ke sensor. Obyek yang mempunyai daya pantul tinggi akan terilhat cerah pada citra, sedangkan obyek yang daya pantulnya rendah akan terlihat gelap pada citra.
Contoh : permukaan puncak gunung yang tertutup oleh salju mempunyai daya pantul tinggi yang terlihat lebih cerah, daripada permukaan puncak gunung yang tertutup oleh lahar dingin.
4. Sensor
Merupakan alat pemantau yang dipasang pada wahana, baik pesawat maupun satelit. Sensor dapat dibedakan menjadi dua :
- Sensor Fotografik, merekam obyek melalui proses kimiawi. Sensor ini menghasilkan foto. Sensor yang dipasang pada pesawat menghasilkan citra foto (foto udara), sensor yang dipasang pada satelit menghasilkan citra satelit (foto satelit)
- Sensor
Elektronik, bekerja secara elektrik
dalam bentuk sinyal. Sinyal elektrik ini direkam dalam pada pita magnetic yang
kemudian dapat diproses menjadi data visual atau data digital dengan
menggunakan komputer. Kemudian lebih dikenal dengan sebutan citra.
SENSOR FOTOGRAFIK |
SENSOR ELEKTRONIK |
|
|
Menurut Lilesand dan Kiefer keuntungan sensor fotografik antara lain :
- Caranya sederhana
- Biayanya murah
- Resolusi spasialnya baik
Pada sensor fotografik resolusi spasialnya baik dipengaruhi oleh terbangnya pesawat terbang lebih rendah bila dibandingkan dengan satelit, sehingga skala foto udara lebih besar daripada skala citra satelit.
- Integritas geometriknya baik
Keuntungan sensor elektronik antara lain :
- Resolusi spektralnya baik
- Perbedaan karakteristik obyek yang diamati lebih jelas
- Analisis dan interpretasinya lebih cepat
Interaksi antara tenaga dan obyek di rekam oleh sensor dengan alat sebagai berikut:
- Gravimeter: mengumpulkan data yang berupa variasi daya magnet
- Magnetometer : mengumpulkan data yang berupa variasi daya magnet.
- Sonar : mengumpulkan data tentang distribusi gelombang dalam air.
- Mikrofon: mengumpulkan/menangkap gelombang bunyi di udara
- Kamera: mengumpulkan data variasi
distribusi tenaga elektromagnetik yang berupa sinar matahari
5. Wahana
Adalah kendaraan/media yang digunakan untuk membawa sensor guna mendapatkan inderaja.Berdasarkan ketinggian persedaran dan tempat pemantauannya di angkasa, wahana dapat dibedakan menjadi tiga kelompok :
- Pesawat terbang rendah sampai menengah yang ketinggian peredarannya antara 1.000 – 9.000 meter di atas permukaan bumi
- Pesawat terbang tinggi, yaitu pesawat yang ketinggian peredarannya lebih dari 18.000 meter di atas permukaan bumi
- Satelit, wahana yang peredarannya antara 400 km – 900 km diluar atmosfer bumi.
- Satelit, wahana dengan peredaran di luar angkasa
6. Data/Citra
Citra merupakan gambaran dari obyek yang di hasilkan oleh sensor.
Data yang diperoleh dari inderaja ada 2 jenis :
- Data manual, didapatkan melalui kegiatan interpretasi citra. Guna melakukan interpretasi citra secara manual diperlukan alat bantu bernama stereoskop, stereoskop dapat digunakan untuk melihat obyek dalam bentuk tiga dimensi. Stereoskop Cermin, salah satu jenis alat yang digunakan untuk melakukan interpretasi citra
- Data numerik (digital), diperoleh melalui penggunaan
software khusus penginderaan jauh yang diterapkan pada komputer.
7. Pengguna Data
Pengguna data merupakan orang atau lembaga yang memanfaatkan hasil inderaja. Lembaga yang menggunakan data inderaja misalnya bidang militer, bidang kependudukan, bidang pemetaan, bidang Meteorologi dan Klimatologi.
C. Hasil Citra Penginderaan Jauh
1. CITRA
Simonett, citra adalah gambaran rekaman suatu obyek(biasanya berupa gambaran foto) yang dibuahkan dengan cara optic, elektro optic, optic mekanik atau elektronik
Ford, citra adalah gambaran visual tenaga yang direkam dengan peranti penginderaan jauh
Hasil penginderaan jauh yang disebut citra, pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian:
1. Citra Foto (foto udara) adalah foto yang dibuat dari pesawat udara atau satelit dengan sensor kamera. Hasil citra foto bentuknya tergantung pada spektrum elektromagnetik, sudut pandang kamera, serta jenis kamera (lensa tunggal atau lensa jamak).
Citra foto dapat dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain :
· Berdasarkan spektrum elektromagnetik
(a) Foto ultraviolet adalah citra foto yang proses pembuatannya menggunakan spektrum ultraviolet dengan panjang gelombang 0,29 mikrometer
manfaat dari citra ini mampu mendeteksi lapisan minyak pada air, menyadap data kekotaan terutama untuk penentuan jaringan jalan(atap dari logam tanpa cat dan permukaan aspal tampak lebih kontras dari byek lain).dalam bidang ilmu geologi khususnya untuk mendeteksi batuan kapur,bidang hidrologi untuk mendeteksi dan memantau sumber daya air.
(b) Foto ortokromatik adalah citra foto yang proses pembuatannya menggunakan spektrum mulai sinar warna biru sampai warna hijau.(sekitar 0,4 – 0,56 mikrometer)
manfaat foto ortokromatik untuk studi pantai misal memotret dasar pantai atau perairan laut dangkal.(jenis filmnya sangat peka terhadap objek yang berada di bawah permukaan air hingga kedalaman 20 meter) dan survei vegetasi karena saluran hijau sangat memungkinkan untuk identifikasi rinci vegetasi sehinggga vegetasi berdaun hijau tergambar dengan cukup kontras.
(c) Foto pankromatik adalah citra foto yang proses pembuatannya menggunakan semua spektrum sinar, yaitu mulai sinar warna merah sampai warna ungu.
manfaat foto pankromatik sangat luas karena kepekaannya hampir sama dengan kepekaan mata manusia. foto pankromatik hitam putih dapat dimanfaatkan untuk pemetaan geologi, pemetaan tanah, pemetaan penutup dan penggunaan lahan, bidang pertanian, kehutanan, sumber daya air, perencanaan kota dan wilayah, ekologi hewan liar, evaluasi dampak lingkungan, dan sistem informasi lahan. sedangkan foto pankromatik berwarna dapat dimanfaatkan untuk
bidang pertanian, kehutanan, ekologi, geologi, geomorfologi, hidrologi, oseanografi, studi kota, studi kepurbakalaan, dan pemetaan daerah salju.(d) Foto infra merah asli adalah citra foto yang proses pembuatannya menggunakan spektrum inframerah.(0,9–1,2 mikrometer)
inframerah hitam putih ini sering dimanfaatkan di dalam berbagai bidang, antara lain bidang ekologi tanaman, tanah, hidrologi, geologi, pengenalan bentuk samaran, geomorfologi glasial, dan kepurbakalaan, inframerah berwarna dipergunakan bagi keperluan untuk membedakan tanaman yang sehat dan tanaman yang terserang penyakit dengan jelas hanya dengan membedakan perbedaan warnanya.
(e) Foto inframerah modifikasi adalah citra foto yang oembuatannya menggunakan spektrum inframerah dekat dan sebagian spektrum tampak pada saluran merah dan sebagian saluran hijau.
· Berdasarkan sumbu kamera atau arah sumbu kamera ke permukaan bumi:
(a) Foto vertikal atau foto tegak (orto photograph) adalah citra foto yang dibuat dengan sumbu kamera tegak lurus terhadap objek di permukaan bumi.
(b) Foto miring atau foto condong (oblique photograph) adalah citra foto yang dibuat dengan sumbu kamera membentuk sudut terhadap objek permukaan bumi. Sudut ini umumnya sebesar 10 derajat atau lebih besar. Tapi bila sudut condongnya masih berkisar antara 1-4 derajat, foto yang dihasilkan masih digolongkan sebagai foto vertikal. Foto condong masih dibedakan menjadi :
(i) Foto agak condong (low oblique photograph) adalah apabila cakrawala tidak tergambar pada foto.
(i) Foto sangat condong (high oblique photograph) adalah apabila pada foto tampak cakrawalanya.
· Berdasarkan sudut liputan kamera :
Tabel Jenis Foto Berdasarkan Sudut Liputan Kamera
Jenis Kamera
Panjang Fokus (mm)
Sudut Liputan (derajat)
Jenis Foto
Sudut Kecil
304,8
< 60
Sudut kecil
sudut normal
209,5
60-75
Sudut normal/sudut standar
sudut lebar
152,4
75-100
Sudut lebar
Sudut sangat lebar
88,9
>100
Sudut sangat lebar
· Berdasarkan jenis kamera yang digunakan :
(a) Foto tunggal adalah yang dibuat dengan kamera tunggal. Tiap daerah liputan foto hanya tergambar oleh suatu lembar foto.
(b) Foto jamak adalah beberapa foto yang dibuat saat yang sama dan menggambarkan daerah liputan yang sama. Pembuatannya ada 3 cara, yaitu :
(i) Multi kamera atau beberapa kamera yang masing-masing diarahkan ke satu sasaran.
(ii) Kamera multi lensa atau ke\amera dengan beberapa lensa
(iii) Kamera tunggal berlensa tunggal dengan pengurai warna
Foto jamak dibagi lagi menjadi beberapa macam:
(a) Foto multispektral adalah beberapa foto untuk daerah yang sama dengan beberapa kamera, atau satu kamera dengan bebpa lensa masing-masing, lensa menggunakan band(saluran) yang berbeda yaitu biru,hijau,merah dan inframerah pantulan.
(b) Foto dengan kamera ganda adalah pemotretan disuatu daerah dengan menggunakan beberapa kamera dengan jenis film yang berbeda. Misalnya pankromatik dan inframerah.
· Berdasarkan warna yang digunakan:
a) Foto berwarna semu (false color) atau foto inframerah berwarna. Pada foto berwarna semu, warna objek tidak sama dengan warna foto. Misalnya vegetasi yang berwarna hijau dan banyak memantulkan spektrum inframerah, tampak merah pada foto.
b) Foto warna asli (true color) adalah foto pankromatik berwarna. Pada foto berwarna asli, warna objek sama dengan warna foto.
· Berdasarkan sistem wahana:
(a) Foto udara adalah foto yang dibuat dari pesawat/balon udara.
(b) Foto satelit atau foto orbital adalah foto yang dibuat dari satelit.
1. Citra Non Foto adalah citra yang pemotretannya dari luar angkasa malalui satelit.Citra non foto dapat dibedakan berdasakan spektrum elektromagnetik , sensor, dan wahana yang digunakan.
a) Berdasarkan Spektrum Elektromagnetik:
a. Citra inframerah termal adalah citra yang dibuat dengan spektrum inframerah termal.
b. Citra radar dan citra gelombang mikro adalah citra yang dibuat dengan spektrum gelombang mikro. Citra radar menggunakan sistem aktif (tenaga buatan) dan mikro menggunakan sistem pasif (tenaga alamiah) .
b) Berdasarkan sensor yang digunkan:
a. Citra tunggal adalah citra yang dibuat dengan sensor tunggal.
b. Citra multispektral adalah citra yang dibuat dengan saluran sensor kamak.Citra ini dibagi menjadi 2 :
- Citra RBV (return beam vidicon), sensornya berupa kamera yang hasilnya tidak dalam bentuk foto karena dektornya bukan film dan prosesnya non fotografik.
- Citra MMS (multi spektral scanner), sensornya yang dapat menggunakan spektrum tampak maupun spektrum inframerah termal. Citra ini dapat dibuat dari pesawat udara.
c. Berdasarkan wahana yang digunakan:
- Citra dirgantara (airbone image) adalah citra yang dibuat dengan wahana yang beroperasi di udara (dirgantara), contoh citra inframerah termal, citra radar dan citra MSS. Citra dirgantara ini jarang digunak
- Citra satelit (satelit/spaceborne image) adalah citra yang dibuat dari antariksa atau angkasa luar. Dibagi menjadi:
1. Citra satelit untuk penginderaan planet. Contoh: citra satelit viking, citra satelit venera.
2. Citra satelit untuk penginderaan cuaca. Contoh: NOAA (AS), citra meteor (rusia).
3. Citra satelit untuk penginderaan sumber daya bumi. Contoh: citra landsat (AS)
4. Citra satelit untuk penginderaan laut. Contoh: citra seasat (AS).
Perbedaan Citra Foto dan Citra Non Foto
No.
Variabel Pembeda
Jenis Citra
Citra Foto
Citra Non Foto
1.
Sensor
Kamera
Nonkamera, mendasarkan atas penyiaman (scanning)
2.
Detektor
Film
Kamera yang detektornya bukan film
Pita magnetik, termistor, foto konduktif, dsb.
3.
Proses Perekaman
Fotografi / Kimiawi
Elektronik
4.
Mekanisme Perekaman
Serentak
Parsial
5.
Spektrum Elektromagnetik
Spektrum tampak dan perluasannya
Spektra tampak dan perluasannya, termal, dan gelombang mikro
3. Menentukan skala foto
Keterangan :
S : skala foto udara
d : jarak di foto
D : jarak di medan
f : panjang fokus kamera
H : tinggi terbang di atas medan
atau
Skala foto dapat ditulis dengan beberapa cara sebagai berikut :
a. Sistem pecahan, misalnya 1/50.000 artinya jika jarak 2 buah titik di peta adalah satuan panjang, maka jarak sebenarnyaa adalah 50.000 satuan panjang.
b. Sistem perbandingan, misalnya 1 : 50.000
c. Sistem padanan unit, misalnya 1 mm = 25 m, aartinya jarak 1 mm di foto sama dengan 25 meter di lapangan.
Skala = Jarak di foto/jarak di muka bumi
Contoh soal :
1. Pesawat terbang sedang melakukan pemotretan pada ketinggian 1.000 m di atas permukaan tanah (bidang dasar) dengan menggunakan kamera yang memiliki jarak titik api (fokus) 8 inci. Hitung skala foto yang dihasilkan!
Jawab:
skala foto = panjang fokus kamera/tinggi pesawat saat terbang
= 8inchi/ 1.000m
= (8x0,025m)/1000m
= 0,2m/1000m
= 1 / 5000
Jadi skala foto adalah 1 : 5.000
B. UNSUR INTERPRETASI CITRA PENGINDERAAN JAUH
1. INTERPRETASI CITRA
Estes dan Simonett (1975) dalam Sutanto (1992) mengatakan bahwa interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara dan atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut. Pengalaman sangat menentukkan hasil interpretasi, karena persepsi pengenalan objek bagi orang yang berpengalaman biasanya lebih konstan atau dengan kata lain pengenalan objek yang sama pada berbagai bentuk citra akan selalu sama. - Ada tiga tahap dalam proses interpretasi, yaitu deteksi, identifikasi dan analisis.
1. Deteksi citra merupakan pengamatan tentang adanya suatu objek, misalkan pendeteksian objek disebuah daerah dekat perairan.
Deteksi adalah usaha penyadapan data secara global, baik yang tampak maupun yang tidak tampak. Di dalam deteksi ditentukan ada tidaknya suatu objek. Misalnya, objek berupa savana.
2. Identifikasi atau pengenalan merupakan upaya mencirikan objek atau mengenali objek yang tergambar pada citra yang telah dideteksi menggunakan alat stereoskopberdasarkan ciri-ciri spektral, spasial(bentuk, ukuran , bayangan, pola, tekstur, situs , dan asosiasi.) dan temporal .
3. Analisis merupakan pengklasifikasian berdasarkan proses induksi dan deduksi(kegiatan pemrosesan citra berdasarkan obyek yang terdapat pada citra ke arah yang lebih khusus), seperti penambahan informasi bahwa tambak tersebut adalah tambak udang dan dklasifikasikan sebagai daerah pertambakan udang.
Analisis adalah kegiatan penelaahan dan penguraian data hasil identifikasi sehingga dapat dihasilkan dalam bentuk tabel, grafik, atau peta tematik.
Urutan kegiatan yang lebih rinci dalam interpretasi citra, yaitu sebagai berikut.
a. Menguraikan atau memisahkan objek yang rona atau warnanya berbeda.
b. Ditarik garis batas atau deliniasi bagi objek yang rona dan warnanya sama.
c. Setiap objek dikenali berdasarkan karakteristik spasial dan unsur temporalnya.
d. Objek yang sudah dikenali diklasifikasikan sesuai dengan tujuan interpretasinya.
e. Digambarkan ke dalam peta kerja atau peta sementara.
f. Untuk menjaga ketelitian dan kebenarannya dilakukan pengece kan medan (lapangan).
g. Interpretasi akhir adalah pengkajian atas pola atau susunan keruangan (objek).
h. Dipergunakan sesuai tujuannya.
Interpretasi citra penginderaan jauh dapat dilakukan dengan dua cara yaitu interpretasi secara manual dan interpretasi secara digital (Purwadhi, 2001).- Interpretasi secara manual adalah interpretasi data penginderaan jauh yang mendasarkan pada pengenalan ciri/karakteristik objek secara keruangan. Karakteristik objek dapat dikenali berdasarkan 9 unsur interpretasi yaitu bentuk, ukuran, pola, bayangan, rona/warna, tekstur, situs, asosiasi dan konvergensi bukti.
- Interpretasi secara digital adalah evaluasi kuantitatif tentang informasi spektral yang disajikan pada citra. Dasar interpretasi citra digital berupa klasifikasi citra pixel berdasarkan nilai spektralnya dan dapat dilakukan dengan cara statistik. Dalam pengklasifikasian citra secara digital, mempunyai tujuan khusus untuk mengkategorikan secara otomatis setiap pixel yang mempunyai informasi spektral yang sama dengan mengikutkan pengenalan pola spektral, pengenalan pola spasial dan pengenalan pola temporal yang akhirnya membentuk kelas atau tema keruangan (spasial) tertentu
- A.
UNSUR
INTREPRESTASI CITRA.
Citra adalah gambar objek yang tampak pada cermin melalui lensa kamera atau tampak langsung pada hasil cetakan. Benda yang tergambar pada citra dapoat dikenali berdasarkan cirri yang terekam oleh sensor. Tiga cirri yang terekam oleh sensor adalah ciri spasial, ciri temporal, dan ciri spectral.
v Ciri Spasial
adalah ciri yang berkaitan dengan ruang, meliputi,: bentuk, ukuran , bayangan, pola, tekstur, situs , dan asosiasi.
1. BENTUK
Bentuk dari suatu objek dapat membantu kita di dalam menginterpretasi citra. Bentuk tersebut biasanya memberikan ciri khas dari suatu objek. Contohnya, bangunan sekolah terlihat seperti huruf H, L, dan I.
Bentuk merupakan variabel kualitatif yang mencerminkan konfigurasi atau kerangka obyek. Bentuk merupakan atribut yang jelas dan khas sehingga banyak obyek-obyek di permukaan bumi dapat langsung dikenali pada saat interpretasi citra melalui unsur bentuk saja.
Ada dua istilah mengenai bentuk, yaitu :
1. Shape (bentuk umum/luar)
Merupakan bentuk secara umum atau dapat dikatakan “bentuk sekilas” dari suatu obyek. Bentuk umum melihat ciri khas suatu obyek secara umum, misal :
Gunung dengan type strato berbentuk kerucut jika foto udara yang digunakan berskala kecil.
2. Form (bentuk rinci)
Form merupakan bentuk yang bersifat lebih rinci, maksudnya dalam bentuk umum suatu obyek masih ada bentuknya yang terlihat lebih rinci, misal :
Jika gunung berapi dengan tipe strato diamati dengan menggunakan foto udara yang berskala lebih besar maka kelihatan bahwa sebenarnya bentuknya tidak mutlak kerucut, tetapi masih ada bentuk-bentuk lain yang lebih rinci. Contoh bentuk rinci :
· pada lereng gunung tersebut terdapat aliran sungai yang memanjang menuruni lereng.
· terdapat patahan-patahan sehingga membentuk puncak-puncak kecil, jurang dan lembah.
Baik bentuk luar maupun bentuk rinci keduanya merupakan unsur interpretasi yang penting. Banyak bentuk yang mempunyai ciri khas sehingga mempermudah pengenalan obyeknya pada citra.
Contoh-contoh obyek yang dapat dikenali menurut bentuknya misalnya :
1. Gedung sekolah pada umumnya memiliki bentuk seperti huruf I, L, U dan persegi panjang atau kotak.
1. Tajuk pohon palma berbentuk bintang, tajuk pohon kerucut berbentuk kerucut dan tajuk pohohn bambu seperti bulu-bulu.
2. Bekas Meander sungai yang terpotong dapat dikenali sebagai dataran rendah yang berbentuk tapal kuda dan kadang berisi air yang menjadi danau tapal kuda (danau oxbow).
3. Lapangan sepakbola yang memiliki lintasan lari berbentuk elips, sedangkan yang tidak memiliki lintasan lari akan berbentuk persegi panjang.
4. Masjid dapat dikenali dari bentuknya yang relatif persegi atau bentuk khas pada kubahnya.
2. UKURAN
Ukuran dalam foto udara meliputi jarak, luas, volume, tinggi, dan kemiringan. Ukuran objek pada citra sangat berhubungan dengan skala citra. Contohnya, skala citra 1:2000. Panjang objek pada foto udara 4 Cm, dan lebarnya 3 Cm. Panjang sebenarnya = 4 X 2000 = 8000 cm atau 80 m, sedangkan lebar sebenarnya = 3 X 2000 = 6000 Cm = 60 m.
Ukuran adalah atribut obyek yang meliputi jarak, luas, volume, ketinggian tempat dan kemiringan lereng. Ukuran merupakan faktor pengenal yang dapat digunakan untuk membedakan obyek-obyek sejenis yang terdapat pada foto udara sehingga dapat dikatakan bahwa ukuran sangat mencirikan suatu obyek. Obyek pada foto udara dapat diketahui ukurannya dengan membandingkan dengan skala yang terdapat pada foto udara.
Beberapa obyek yang dapat dikenali dari ukuran-ukuran yang berbeda misalnya :
1) Ukuran bangunan untuk pemukiman memiliki ukuran yang berbeda dengan ukuran bangunan sekolah, perkantoran dan pabrik. Permukiman pendudukan memiliki ukuran yang lebih kecil dari bangunan sekolah dan perkantoran.
2) Nilai kayu selain ditentukan menurut jenis kayunya juga dapat volumenya. Volume kayu dapat ditaksir dari ketinggian pohon, diameter batang pohon, luas hutan serta kepadatan pohonnya.
3) Lapangan olahraga selain berbentuk segi empat juga dapat dibedakan dari ukurannya. Misalnya :
- Lapangan sepakbola memiliki ukuran yang luas, sekitar 100 m X 80 m
- Lapangan tenis memiliki ukuran kecil, sekitar 15 m X 30 m
3. TEKSTUR
Tekstur merupakan frekuensi perubahan rona pada citra. Di dalam tekstur, kita mengenal tiga tingkatan tekstur, yaitu halus, sedang, dan kasar. Contohnya hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang, dan padang rumput bertekstur halus.
Tekstur adalah frekwensi perubahan rona pada citra, atau pengulangan rona kelompok obyek yang terlalu kecil
untuk dapat dibedakan secara individual. Tekstur seding dinyatakan dengan kasar, belang-belang, sedang dan halus. - Suatu obyek dalam foto udara
memiliki perbedaan tekstur dapat dilihat dari :
1. permukaan buminya tidak rata atau tidak
2. keadaaan dan keberadaan obyek lain di atas permukaan bumi misal pepohonan, perairan, permukiman dll.
Beberapa contoh pengenalan obyek berdasarkan teksturnya adalah :
1. Hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang dan semak bertektur halus.
2. Lahan kosong bertekstur halus, lahan tebu bertekstur sedang, kumpulan pepohonan bertekstur kasar.
3. Permukaan air yang tenang bertekstur halus, sedikit beriak bertekstur sedang, berombak besar bertekstur kasar.
4. POLA
Pola adalah kecenderungan bentuk suatu objek yang terdapat dalam citra. Dengan pola, kita akan memperoleh gambaran objek sebenarnya yaitu melalui ciri-ciri dari objek yang bersangkutan. Contohnya, pada pola aliran sungai, kita mengenal pola dendritik, trellis, dan pinnate. Pada pola permukiman penduduk, kita mengenal pola linier dan bergerombol. Pola merupakan karakteristik makro yang digunakan untuk mendiskripsikan tata ruang pada kenampakan di citra. Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang yang menandai bagi banyak obyek bentukan manusia dan beberapa obyek alamiah. Hal ini membuat pola unsure penting untuk membedakan pola alami dan hasil budidaya manusia. Sebagai contoh perkebunan karet , kelapa sawit sanagt mudah dibedakan dari hutan dengan polanya dan jarak tanam yang seragam
Pola adalah kecenderungan bentuk suatu obyek yang. Tingkat kerumitan pola lebih tinggi dari pada tingkat kerumitan bentuk, ukuran dan tekstur. Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak obyek bentukan manusia dan bagi beberapa obyek alamiah.
Beberapa contoh obyek dipermukaan bumi yang dapat dikenali dengan menggunakan unsur pola misalnya :
1. Pola Aliran Sungai
Beberapa contoh pola aliran sungai yang dapat kita amati misalnya :
a. Aliran sungai konsekuen
Adalah sungai yang memeiliki arah aliran yang sesuai dengan kemiringan batuan daerah yang dilewatinya.
b. Aliran sungai radial sentrifugal
Adalah pola aliran sungai dalam bentuk menjari yang arah alirannya meninggalkan titik pusat. Pola aliran sungai ini biasanya terdapat di daerah vulkan atau puncak yang berbentuk kerucut
1) Pola Aliran Radial Sentrifugal : arah aliran menjauhi/meninggalkan titik pusat.
2) Aliran sungai radial sentripetal
Adalah pola aliran sungai dalam bentuk menjari yang arah alirannya menuju ke titik pusat. Pola aliran sungai ini biasanya terdapat di daerah ledokan/basin atau aliran sungai yang masuk ke danau.
2. PermukimanPerumahan rakyat yang disediakan khusus oleh suatu proyek baik pemerintah atau swasta memiliki pola yang teratur, biasanya memiliki jarak dan ukuran seragam. Sedangkan rumah yang di bangun oleh penduduk cenderung memiliki pola tidak beraturan, dengan bentuk dan jarak yang tidak seragam.
Perumahan Teratur, ukuran dan jarak antar rumah cenderung sama jika dibandingkan dengan perumahan di atasnya.
3. Pola tanam pada tanaman di lahan perkebunan.
Kebun kelapa, kebun karet, kebun kopi, kebun kelapa sawit dapat dibedakan dari hutan atau vegetasi lainnya dengan polanya yang teratur, yaitu dari pola dan jarak tanamannya. Perkebunan kelapa sawit terlihat teratur pada pola tanam dan jarak antar tanamannya.
5. BAYANGAN.
Bayangan sangat dipengaruhi oleh arah datangnya sinar matahari pada saat pemotretan. Dengan melihat bayangan objek dan waktu pemotretan akan dapat diketahui arah orientasi (mata angin) dari foto udara.
Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau obyek yang berada di daerah gelap. Obyek atau gejala yang terletak di daerah bayangan biasanya hanya tampak samar-samar atau bahkan tidak tampak sama sekali. Meskipun bayangan membatasi gambaran penuh suatu obyek pada foto udara, kadang justru menjadi kunci penting dalam interpretasi terutama untuk mengenali suatu obyek yang justru kelihatan lebih tampak/jelas dengan melihat bayangannya.
Beberapa contoh obyek yang dapat dikenali dari bayangannya misalnya :
1. Jalan layang
Jalan layang dapat dikenali dari posisinya yang lebih tinggi dari jalan lain disekitarnya sehingga pancaran sinar matahari akan menghasilkan bayangan jalan layang tersebut.
2. Jembatan
3. Tembok stadion dan gawang terlihat lebih tampak dari bayangannya.
4. Cerobong asap, tangki minyak dan bak air.
Cerobong asap, tangki minyak dan bak air yang dipasang pada sebuah pabrik terlihat lebih tinggi dari bayangannya.
5. Menara.
Menara suatu bangunan terlihat jelas dari bayangannya
- Menara dan bangunan besar terlihat lebih jelas pada bayangannya
- Monumen Nasional (Monas) terlihat lebih jelas pada foto udara karena ada bayangannya yang tampak.
6. Lereng terjal tampak lebih jelas dengan adanya bayangan.
Bayangan yang terbentuk pada suatu obyek sangat dipengaruhi oleh arah datang sinar matahari dan letak lintang.
Apabila pemotretan dilakukan pada pagi hari, bayangan obyek akan terletak di sebelah barat.
Posisi bayangan obyek yang dipotret pada pagi hari dan pada bulan-bulan tertentu di Equator.
Apabila pemotretan dilakukan pada sore hari, bayangan obyek akan terletak di sebelah timur.
Posisi bayangan obyek pada foto udara yang dipotret pada sore hari dan bulan-bulan tertentu di Equator.
Gerak semu matahari juga akan menyebabkan letak bayangan berbeda meskipun sama-sama dipotret pada pagi atau sore hari. Gerak semu matahari menyebabkan matahari seolah-olah mengalami perpindahan letaknya di garis paralel bumi pada bulan-bulan tertentu.
Bayangan dapat digunakan untuk menentukan orientasi/arah mata angin pada foto udara. - 6. SITUS
Situs adalah letak atau kedudukan suatu objek terhadap objek lain di sekelilingnya. Contohnya, situs permukiman penduduk biasanya memanjang mengikuti jalan, sungai, dan pantai.
Situs adalah tempat kedudukan suatu obyek dengan obyek lain di sekitarnya. Situs bukan merupakan ciri obyek secara langsung tetapi dalam kaitannya dengan lingkungan sekitar.
Situs dapat diartikan sebagai berikut :
a. Letak suatu obyek terhadap obyek lain di sekitarnya (Estes dan Simonet, 1975). Van Zuidam menjelaskan pengertian ini dengan situasi atau situs geografi, yang diartikan sebagai tempat kedudukan atau letak suatu obyek terhadap obyek lain di sekitarnya. Misal pengaruh letak iklim terhadap interpretasi citra untuk geomorfologi
b. Letak suatu obyek terhadap bentang darat (Estes dan Simonet, 1975), seperti misalnya situs suatu obyek di rawa, di puncak bukit yang kering dan di sepanjang tepi sungai. Van Zuidam menjelaskan pengertian ini dengan situs topografi, yaitu letak suatu obyek dengan obyek lain di sekitarnya.
Beberapa contoh kenampakan obyek yang dapat dikenali dengan menggunakan unsur situs misalnya Situs permukiman memanjang/linear umumnya sejajar dengan bentukan alam dan budaya tertentu, misalnya :
1. Pola permukiman memanjang sejajar dengan jalan
2. Pola permukiman memanjang sejajar dengan garis pantai
3. Pola permukiman memanjang sejajar dengan sungai
Situs permukiman radial/melingkar biasanya karena mengelilingi suatu bentukan alam/budaya, misalnya :
1. Pola permukiman radial mengelilingi puncak gunung
Pola permukiman radial/melingkar mengelilingi puncak gunung.
2. Pola pemukiman radial mengelilingi danau
3. Pola permukiman radial mengelilingi fasilitas pemerintahan dll.
Situs kebun kopi terletak di tanah miring karena tanaman kopi menghendaki pengatusan yang baik.
Lahan pertanian berpetak dalam bentuk persegi dan cenderung lurus biasanya terdapat di daerah dataran, sedangkan lahan pertanian dalam bentuk persegi, cenderung membengkok dan berteras-teras biasanya terdapat di daerah miring.
Tajuk pohon yang berbentuk bintang mencirikan pohon palma, bila tumbuhnya menggerombol dan berada di daerah air payau maka mungkin sekali pohon nipah.
7. ASOSIASI
Asosiasi adalah hubungan suatu objek dikaitkan dengan objek yang lain di sekitarnya. Contohnya perkampungan biasanya dekat dengan jalan dan lahan pekarangan yang ditumbuhi tanaman.
Asosiasi diartikan sebagai keterkaitan antara obyek satu dengan obyek lain. Karena adanya keterkaitan itu, maka terlihatnya suatu obyek sering merupakan petunjuk bagi obyek lain.Keterkaitan suatu obyek dengan obyek lain dapat dimaksudkan sebagai berikut :
- Sebuah obyek A dapat dikenali karena adanya obyek B yang mempunyai kaitan/hubungan dengan obyek A.
- Dengan kata lain obyek B merupakan petunjuk bagi obyek A.
- Obyek B dapat merupakan bagian dari obyek A, atau merupakan ciri-ciri khusus obyek A.
- Obyek B belum tentu ciri-ciri khusus obyek A, tetapi sangat berhubungan dengan obyek A.
Beberapa contoh obyek dalam citra yang dapat dikenali melalui interpretasi mengggunakan unsur asosiasi misalnya :
1. Lapangan Sepakbola
Sebuah obyek dikenali sebagai lapangan sepakbola jika lapangan tersebut memiliki gawang pada dua sisi lapangannya. Jika tidak terlihat adanya gawang maka obyek tersebut belum tentu merupakan lapangan sepakbola, bisa lapangan lain. Obyek gawang dapat dikatakan sebagai ciri-ciri khas dari lapangan sepakbola.
Lapangan Sepakbola berasosiasi dengan gawang yang ada di dua sisi lapangan.
2. Stasiun Kereta Api
Sebuah bangunan dengan bentuk memanjang dikenali sebagai stasiun kereta api jika pada sekitar bangunan tersebut terdapat rel kereta api lebih dari satu jalur. Rel bukan merupakan ciri-ciri bangunan stasiun tetapi sangat berhubungan dengan keberadaan stasiun.
Selain jumlah rel, bangunan stasiun kereta api dapat juga di asosiasikan dengan adanya gerbong-gerbong yang diparkir karena belum/tidak beroperasi.
Stasiun Kereta Api berasosiasi dengan adanya rel di sekitarnya yang berjumlah lebih dari satu.
3. Terminal Bis
Sebuah obyek dikenali sebagai terminal bis jika pada lahan bagian dalam terminal tersebut berupa lahan parkir yang dipenuhi oleh bus/kendaraan angkutan umum. Lahan parkir di bagian dalam merupakan ciri-ciri terminal, sedangkan bus/angkutan umum yang sedang diparkir bukan ciri-ciri terminal tetapi keduanya sangat berkaitan dengan bangunan terminal itu sendiri.
Terminal diasosiasikan dengan adanya lahan parkir di dalam yang dipenuhi oleh bus/kendaraan angkutan umum
4. Bandara/Lapangan Terbang
Sebuah obyek dikenali sebagai bandara/lapangan terbang jika di sekitar landasan terdapat hanggar dan area parkir untuk pesawat.
5. Bangunan Sekolah
Sebuah bangunan dikenali sebagai sekolah jika di sekitar/dalam kompleks bangunan tersebut memiliki lapangan untuk kegiatan olahraga seperti lapangan basket, tenis, voli atau badminton.
8. KONVERGENSI BUKTI
Dapat diartikan penggunaan kombinasi unsur-unsur interpretasi sebagai pengumpulan dan pemilahan bukti untuk menyimpulkan suatu obyek yang terdapat pada citra.
Di dalam mengenali obyek pada citra hendaknya tidak hanya menggunakan satu unsur interpretasi saja, tetapi dianjurkan untuk menggunakan unsur sebanyak mungkin. Semakin banyak menggunakan kombinasi unsur-unsur interpretasi, semakin menciut lingkupnya ke arah titik simpul tertentu. Jadi konvergensi bukti dapat pula dikatakan sebagai bukti-bukti yang mengarah pada simpul-simpul tertentu.
Salah satu contoh penerapan konvergensi bukti dalam mengenali obyek pada citra misalnya dalam mengenali pohon.
Konvergensi bukti pengenalan obyek.
Unsur-unsur yang digunakan dalam identifikasi misalnya :
1. Bentuk
Pada sebuah citra terlihat kumpulan pepohonan dengan bentuk tajuknya seperti bintang. Dengan melihat bentuk tajuk dapat diidentifikasi pohon tersebut adalah pohon jenis palme, tetapi ini masih belum rinci karena pohon jenis palma banyak contohnya misalnya kelapa, kelapa sawit, sagu, enau dan nipah
2. Pola
Dengan menambahkan unsur pola maka dari hasil pengamatan diketahui pohon tersebut memiliki pola tanam yang tidak teratur. Dari kelima jenis pohon yang disebutkan tadi kemudian diklasifikasi :
· Kelapa sawit dan kelapa mempunyai pola tanam yang teratur karena kedua tanaman ini banyak dibudidayakan oleh manusia.
· Enau, sagu dan nipah mempunyai pola yang tidak teratur karena pohon ini banyak yang tumbuh secara alamiah dan tidak dibudidayakan oleh manusia
Dari data tersebut makan identifikasi mengerucut pada pohon sagu, enau dan nipah saja
3. Ukuran
Penggunaan unsur ukuran digunakan untuk melihat berap tinggi pohon tersebut melalui interpretasi citra. Jika pohon yang terdapat pada citra mempunyai tinggi 10 meter atau lebih maka kemungkinannya tinggal 2 yaitu pohon nipah dan sagu.
4. Situs
Penggunaan unsur situs digunakan untuk mengamati lingkungan sekitar pohon tersebut. Jika dari hasil pengamatan diketahui pohon tersebut terdapat di daerah bertanah becek dan berair payau, maka kemungkinan obyek tersebut menciut ke satu titik simpul. Tumbuhan tersebut tidak lain adalah sagu, karena enau merupakan tumbuhan darat yang tidak terdapat di daerah air payau.
v Ciri Temporal adalah ciri yang terkait dengan umur benda pada waktu perekaman. Misalnya, rekaman sungai musim hujan tampak cerah, sedangkan pada musim kemarau tampak gelap.
v Ciri spektral, merupakan ciri yang dihasilkan oleh interaksi antara tenaga elektromagnetik dengan objek. Ciri spektral dinyatakan dengan rona dan warna.
1. RONA
Rona adalah tingkat kecerahan/kegelapan suatu obyek yang terdapat pada citra. Rona pada foto udara pankromatik merupakan atribut bagi obyek yang berinteraksi dengan seluruh spektrum tampak yang sering disebut dengan sinar putih. Rona merupakan tingkatan dari putih ke hitam atau selanjutnya.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi rona pada citra, yaitu:
a. Karakteristik obyek
Karakterisitik obyek yang mempengaruhi rona antara lain :
Permukaan kasar cenderung menimbulkan rona gelap pada citra karena sinar yang datang mengalami hamburan hingga mengurangi pantulan sinarnya.
- Warna obyek yang gelap cenderung menghasilkan rona yang gelap
- Obyek yang basah/lembab cenderung menghasilakn rona gelap
- Pantulan obyek, misalnya perairan akan menghasilkan rona yang gelap.
- Sedangkan perbukitan kapur akan menhasilkan rona yang terang.
b. Bahan yang digunakan
Jenis filem yang digunakan juga mempengaruhi rona pada citra, hal dikarenakan setiap film juga mempunyai dan kepekaan kualitas tersendiri.
c. Pemrosesan Emulsi
Proses emulsi dapat menghasikan cetakan dengan hasil redup (mat), setengah redup (semi mat) dan cetakan gilap (glossy). Cetakan glossy menghasilkan rona yang cenderung terang sebaliknya cetakan redup menghasilkan rona yang cenderung gelap.
d. Cuaca
Kondisi udara di atmosfer dapat menyebabkan citra terlihat memiliki rona yang terang/gelap. Jika kondisi udara di atmosfer sangat lembab dan berkabut akan menyebabkan rona pada citra cenderung gelap
e. Letak Obyek dan waktu pemotretan
Letak obyek berkaitan dengan lintang dan bujur. Letak lintang menentukan besarnya sudut datang sinar matahari. Waktu pemotretan juga mempengaruhi sudut datang sinar matahari. Waktu pemotretan pada siang hari cenderung akan menghasilkan rona yang lebih terang dibandingkan dengan pemotretan pada sore/pagi hari.
2. WARNA
Warna adalah ujud tampak mata dengan menggunakan spektrum sempit, lebih sempit dari spektrum tampak. Berbeda dengan rona yang hanya menyajikan tingkat kegelapan dalam wujud hitam putih, warna menunjukkan tingkat kegelapan yang lebih beraneka.
2. Alat Intreprestasi CitraDalam melakukan interpretasi citra, digunakan berbagai alat yang meliputi alat pengamat, alat pengukur obyek pada citra, alat pemindahan data intrepretasi Citra, serta alat Analisis digital.
1. Alat pengamat pada citra meliputi alat pengamat nonstereoskopik (lensa pembesar, meja sinar, serta istrumen pengamat optik dan elektronik) dan Alat pengamat stereoskopik. Stereoskop merupakan piranti optik binokuler untuk membantu pengamat guna mengamati pasangan foto atau diagram yang diorientasikan dengan benar untuk memperoleh kesan mental sebuah model tiga dimensional.
2. Alat pengukur obyek pada citra meliputi pengukur arah, pengukur jarak, pengukur luas, pengukur tinggi, serta pengukur lereng.
3. Alat pengamatan adalah alat untuk mengamati citra sehingga interpretasi mengenai objek yang tergambar pada citra dapat dikenal. Alat-alat pengamatan itu terdiri atas stereoskop, light table, additiv, colour viewer dan echanser. Alat pengamatan strereoskopis menimbulkan kesan tiga dimensi (panjang, tinggi, lebar) terhadap objek yang diamati.
Macam-macam stereoskop antara lain sebagai berikut:
1. Stereoskop satu (pocket stereoskop) Stereoskop ini adalah jenis paling sederhana dan paling mudah dibawa. Alat ini terdiri dari dua buah lensa sajauh jarak mata.
2. Stereoskop cermin (mirror stereoskop) Stereoskop cermin terdiri atas dua pasang lensa dan dua pasang cermin. Stereoskop ini dilengkapi dengan birokuler yang dapat memperbesar foto 2,5x sampai4x.Stereoskop kembar (twin stereoskop) Stereoskop kembar adalah Stereoskop cermin yang dibuat berpasang dengan kedudukan kedua pengamat berhadapan.
3. Interpretasi Bentang Alam dan Budaya Hasil Penginderaan Jauh
Keadaan permuakaan bumi dapat digambarkan secara lengkat melalui penyajian citra penginderaan jauh. Oleh karena itu, penginderaan jauh merupakan sumber data yang baik untuk kajian geografi. Kenampakan hasil penginderaan jauh antara bentang alam dan bentang budaya itu berbeda-beda. Interpretasi citra adalh usaha untuk menerjemahkan objek pada citra sehingga menjadi informasi untuk tujuan tertentu.
Berikut ini contoh kenampakan bentang alam.
a. Gunung dan Pegunungan
1) Gunungan terlihat tersendiri dengan puncak yang jelas, sedangkan pegunungan terlihat memanjang berlekuk-lekuk dan berbelok-belok.
2) Gunung dan pegunungan rona kehitaman atau kecoklatan.
b. Hutan rawa
1) Ketinggian pohon yang berbeda-beda.
2) Tampak peraira di sekelilingnya.
3) Ke arah laut dibatasi hutan bakau, ke arah darat sering dibatasi hutan rimba.
c. Sungai
1) Bentuk memanjang berkelok-kelok dan makin lebar ke arah muara, pertemuan anak-anak sungai biasanya membentuk sudut lancip,
2) Suangi yang airnya jernih ronanya gelap, sunar yang airnya keruh ronanya cerah,
3) Aliran sungai jarang sekali yang membentu garis lurus.
Berikut ini contoh kenampakan bentang budaya
Rumah
1) Bentuk rumah mendekati empat persegi panjang,
2) Berasosiasi dengan jalan,
3) Ukuran rumah relatif lebih kecil, jika dibandingkan denga pabrik atau kantor,
4) Jika mempunyai halaman, biasanya ditanami tanaman hiat atau tanaman pekarangan.
Jalan
1) Bentuk memanjang dan lebarnya seragam,
2) Simpang jalan umumnya tegak lurus atau mendekati tegak lurus,
3) Rona berbesa terhadap daerah sekitar, umumnya cerah.
Rel kereta api
1) Menyerupai jalan, tetapi percabangannya runcing,
2) Belokan atau tikungan melengkung,
3) Kadang0kadang tampak gerbong kereta api,
4) Pada topografi yang kasar rel kereta tampak melengkung untuk menghindari tanjakan tajam.
Bandar udara
1) Lapangan udara dan daratan dengan tekstur halus,
2) Tampak landasan yang lurus dan lebar dengan pola teratur,
3) Ada gedung terminal dan ada tempat parkir pesawat,
4) Kadang-kadang tampak pesawat terbangnya.
Lapangan
1) Bentuk persegi panjang ciri dimensi yang jelas yaitu memiliki ukran ±100m x 100m,
2) Rona cerah oleh rumput dan teksturnya halus.
C. Keunggulan dan Manfaat Penginderaan Jauh:
a. Keunggulan Penginderaan jauh
1) Citra menggambarkan objek di permukaan bumi dengan wujud dan letak objek mirip yang sebenarnya, gambar relatif lengkap, liputan daerah luas dan sifat gambar yang permanen.
2) Citra tertentu dapat menggambarkan tiga dimensi jika dilihat dengan stereoskop. Gambaran tida dimensi memungkinkan untuk pengukuran tinggi dan volume.
3) Citra dapat menggambarkan benda yang tidak tampak sehingga dimungkinkan pengenalan objeknya, contoh: untuk mengetahui kebocoran pipa bawah tanah.
4) Citra dapat dibuat dengan cepat walaupun daerahnya sulit ditempuh memalui darat, contoh: hutan, pegunungan, rawa.
5) Citra sebagai cara pemetaan daerah bencana.
b. Pemanfaatan citra penginderaan jauh
1) Pemanfaatan penginderaan jauh dalam geologi
Pakar geologi yang berkaitan dengan penanggulangan becana alam memerlukan informasi dari tekhnologi ini untuk mengetahui memperkirakan potensi dan melokalisasi daerah rawan bencana. Kegiatan alam tersebut dapat diamati melalui foto citra indera jauh yang datanya dianalisis dan dipakai sebagai dasar peta dampak lingkungan. Selain itu, penginderaan jauh juga berguna untuk:
a) Menentukan struktur geologi dan macamnya.
b) Pemantauan daerah bencana (gempa, kebakaran) dan pemantauan debu vulkanik.
c) Pemantauan distribusi sumber daya alam.
d) Pemantauan pencemaran laut dan lapisan minyak di laut.
e) Pemanfaatan di bidang pertahanan dan militer.
f) Pemantauan permukaan, di samping pemotretan dengan pesawat terbang dan aplikasisistem informasi geografi (SIG).
2) Pemanfaatan penginderaan jauh dalam industri migas
Laboratorium pengolahan citra yang dikelola oleh industri igas telah memanfaatkan tekhnologi penginderaan jauh dalam berbagai aktivitas baik dalam kegiatan intern, penelitian bersama, maupun dalam rangka pelayanan jasa konsultasi tekhnologi kepada pihak luar.
3) Bidang Meteorologi dan Klimatologi
a) Membantu analisis cuaca dengan menentuakn daerah tekanan rendah dan daerah bertekanan tinggi, daerah hujan, dan badai silkon.
b) Mengetahui sistem atau pola angin permukaan.
c) Permodelan meteorologi dan data klimatologi.
d) Untuk pengamatan iklim suatu daerah mealui pengamatan tingkat kewarnaan dan kandungan air di udara.
4) bidang hidrologi
a) Pemanfaatan daerah aliran sungai (DAS) dan konservasi sungai.
b) Pemetaan sungai dan studi sedimentasi sungai.
c) Pemanfaatan luas daerah dan intensitas banjir.
5) Bidang Oceanografi
a) Pengamatan sifat fisis air seperti suhu, warna, kadar garam dan arus laut.
b) Pengamatan pasang srut dengan gelombang lau (tinggi, frekuensi, arah).
c) Mencari distribusi suhu permukaan.
d) Studi perubahan pasir pantai akibat erosi dan sedimentasi.
6) Bidang Meteorologi
Pemanfaatan aplikasi penginderaan jauh untuk bidang meteorologi dan klimatologi memiliki acuan yang sangat luas. Data yang dihasilkan oleh inderaja penting untuk diterapkan guna mengetahui keadaan lingkungan atmosfer. Guna memperoleh data lingkungan tentang atmosfer melalui inderaja, wahana yang diperlukan adalah satelit. Di antara satelit-satelit yang digunakan untuk informasi lingkungan atmosfer misalnya Synchronous Meteoroligical Satellite (SMS) yang diluncurkan pada tanggal 17 Mei 1974. Generasi ke-tiga dari satelit tersebut diganti namanya menjadi Geosyncronous Operational Environment Satellite (GOES) yang diluncurkan pada 16 Oktober 1975.
7) Bidang Pertanian
digunakan untuk menginventarisasi tanaman pangan, pemantauan perubahan penggunaan lahan, inventarisasi tanaman perkebungan, inventarisasi dan pemantauan hutan untuk reboisasi, perluasan hutan dan pencegahan kerusakan hutan, inventarisasi lahan kritis, dan inventarisasi tanaman sagu
8) Bidang Perencanaan (pantai dan laut)
digunakan untuk pencarian lokasi ikan laut, pemantauan perubahan garis pantai dan daerah abrasi,pantauan proses-proses yang terjadi di laut, seperti pengangkatan arus dan instrusi air laut.
D. Kelebihan dan Keterbatasan Citra Hasil Penginderaan jauh
Kelebihan Citra Penginderaan Jauh :
1. Citra menggambarkan objek atau daerah secara lengkap dengan wujud dan letak yang mirip wujud dan letak sebenarnya di muka bumi. Sebagai akibatnya, maka citra merupakan alat yang baik sekali bagi pembuatan peta, baik sebagai sumber data maupun sebagai kerangka petak.
2. Tiap lembar citra dapat meliput daerah luas, yaitu setengah bola bumi bagi citra satelit GMS, bagi citra Landsat, dan bagi foto udara berskala 1 : 50.000. karena pembuatannya dilakukan di angkasa,di dalam kondisi cuaca yang buruk pun citra dapat dibuat dengan cepat meskipun daerah itu sulit di jangkau di lapangan.
3.Citra jenis tertentu dapat memunculkan gambaran tiga dimensional. Pengamatannya dilakukan dengan menggunakan alat, yang disebut stereoskop. Gambaran tiga dimensional ini sangat menguntungkan karena memudahkan pengenalan objek serta memungkinkan pengkuran beda tinggi dan lereng yang merupakan variabel penting dalam evaluasi lahan. Gambaran tiga dimensional juga memperlihatkan relief yang lebih jelas karena adanya pembesaran skala tegak serta memungkinkan pengukuran volume.
4. Citra menjadi salah satu sumber untuk menetapkan daerah bencana seperti daerah yang sedng dilanda banjir dan gempa bumi secara cepat.
5. Citra merupakan alat yang baik sekali untuk memantau perubahan cepat, seperti pengurangan luas hutan, pemekaran kota, penaksiran luas tanaman petanian, aktivitas vulkanik suatu gunung merapi yang menunjukkan tanda-tanda aka meletus dll.
6. Karakteristik pbjek yang tak tampak dapat diwujudkan dalam bentuk citra sehingga dimungkinkan pengenalannya.
Keterbatasan Citra Penginderaan Jauh
1. Tidak semua data dapat diinterpretasi. Data yang diperoleh, terbatas pada data objek atau gejala yang tampak langsung pada citra.
2. Ketelitian hasil interpretasi citra sangat tergantung pada kejelasan wujud objek atau gejala pada citra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar