Rabu, 30 September 2020
Sabtu, 12 September 2020
PENGETAHUAN PETA 3
2. Cara membuat peta
A. Tahap pencarian dan pengumpulan data
Ada beberapa cara dalam mencari dan mengumpulkan data, yaitu:
1. Secara langsung
Cara pencarian data secara langsung dapat melalui metode konvensional yaitu meninjau secara langsung ke lapangan dimana daerah tersebut akan dijadikan objek dari peta yang dibuat. Cara ini disebut dengan teristris. Dengan cara ini dilakukan pengukuran dilapangan menggunakan theodolit, GPS, kompas dan alat lain yang diperlukan serta pengamatan informasi sehingga didapat data yang nantinya akan diolah. Data yang diambil yang utama untuk peta induk adalah arah dan jarak. Sebelumnya harus menentukan titik awal misal titik A seperti pada table dibawah:
Titik |
Sudut |
Jarak |
A-B |
30° |
5 m |
B-C |
|
|
Dst |
|
|
Dapat pula dilakukan secara fotogrametri, yaitu dengan metode foto udara yang dilakukan dengan memotret kenampakan alam dari atas dengan bantuan pesawat dengan jalur khusus menurut bidang objek. Atau dapat pula menggunakan citra dari satelit serta cara-cara lain yang dapat digunakan
2. Secara tak langsung
cara pembuatan peta secara tidak langsung atau peta turunan dengan cara mencari data dari peta atau data-data yang sudah ada sebelumnya. misalnya dalam membuat peta kecamatan, kita cukup mencari peta administrasi lengkap di kecamatan atau BPS atau Bapeda dan lain-lain, Data yang diperoleh dari pencarian data secara tak langsung ini disebut dengan data sekunder, sedangkan peta yang digunakan sebagai dasar pembuatan peta lain disebut sebagai peta dasar.
Untuk membuat peta secara tak langsung juga dapat menggunakan google map dengan tutorial di https://www.youtube.com/watch?v=f5nhf_JkDLg
B. Tahap pengolahan data
Data yang telah dikumpulkan merupakan data spasial yang tersebar dalam keruangan. Data yang telah diperoleh tersebut kemudian dikelompokkan misalnya data kualitatif dan data kuantitatif, kemudian data kuantitatif dilakukan perhitungan yang lebih rinci tentunya untuk digambar perlu menentukan skala sehingga jarak hasil pengukuran akan berubah.
Titik |
Sudut |
Jarak di Lapangan |
Jarak di Peta (skala 1:100) |
A-B |
30° |
5 m=500 cm |
5 cm |
B-C |
|
|
|
Dst |
|
|
|
Langkah selanjutnya yaitu pemberian simbol atau simbolisasi terhadap data-data yang ada. Dalam ini tahap akan mudah dengan menggunakan sistem digital komputing karena data yang masuk akan langsung diolah dengan software atau aplikasi tertentu sehingga data tersebut akan langsung jadi dan siap untuk disajikan.
C. Tahap penyajian dan penggambaran data
Tahap ini merupakan tahap pembuatan peta dari data yang telah diolah dan dilukiskan pada media. Dalam tahap ini dapat digunakan cara manual dengan menggunakan alat-alat yang fungsional( penggaris, busur, pensir) namun cara ini sangat membutuhkan perhitungan dan ketelitian yang tinggi agar didapat hasil yang baik.
Akan lebih baik jika digunakan teknik digital melalui komputer, penggambaran peta dapat digunakan aplikasi-aplikasi pembuatan peta yang mendukung, misalnya ARC View, ARC Info, AutoCAD Map, Map Info, dan software lain. Setelah peta tergambar pada komputer, kemudian data yang telah disimbolisasi dalam bentuk digital dimasukkan dalam peta yang telah di gambar pada komputer, pemberian informasi tepi, yang kemudian dilakukan proses printing atau pencetakan peta.
D. Tahap penggunaan data
Tahap ini sangatlah penting dalam pembuatan sebuah peta, karena dalam tahap ini menentukan baik atau tidaknya sebuah peta, berhasil atau tidaknya pembuatan sebuah peta. Dalam tahap ini pembuat peta diuji apakah petanya dapat dimengerti oleh pengguna atau malah susah dalam dimaknai. Peta yang baik tentunya peta yang dapat dengan mudah dimengerti dan dicerna maksud peta oleh pengguna. Dengan komponen peta sesuai kepbutuhan maka peta akan mudah dibaca oleh pengguna
3. Cara menyatukan titik awal dan titik akhir yang tidak ketemu yang tidak bertemu
Pada pembuatan peta secara konvensional jarang sekali peta yang berupa polygon dapat tergambar jadi polygon, tetapi antara garis awal dan garis akhir selisih sehingga titik awal dan titik akhir tidak ketemu. Hal ini terjadi karena kesalahan dalam pengambilan data jarak dan sudut yang sedikit bergeser atau dalam menentukan jarak setelah skala diubah. Cara untuk menyatukan titik awal dan titik akhir tersebut sebagai berikut:
- Tarik garis yang menghubungkan antara kedua ujung celah, ukurlah ujpanjang celahnya.
- Buat sebuah garis lurus mendatar yang panjangnya sama dengan seluruhgaris yang digambar tadi( dari titik A ke A lagi)
- Ada salah satu ujung garis mendatar tadi buatlah garis tegak lurus yang panjangnya sama dengan panjang celah yang telah diukur sebelumnya.
- Tariklah garis dari ujung garis tegak lurus tadi ke ujung garis mendatar sehingga membentuk segitiga
- Tempatkanlah titik A, B, C dst sesuai titik yang di ambil pada garis mendatar tersebut. Panjang antar titik tersebut sama dengan panjang hasil penggambaran sebelumnya, sehingga perlu diukur terlebih dahulu.
- Buatlah garis tegak lurus pada masing-masing titik atau plot sampaihipotenusa(garis berbentuk miring pada segitiga siku-siku.
- Ukurlah panjang tiap garis tersebut dan tempatkan pada pada masing-masing plot secara tegak lurus.
- Buat
garis keliling baru pada gambar bercelah dengan menarik ujung-ujung garis
tegak lurus, sehingga membentuk sebuah pligon tertutup
Peta dengan garis hitam adalah peta awal yang tidak nyambung, peta dengan garis putus-putus merah adalah peta jadi setelah disambung
4. Cara mengubah ukuran peta(Memperbesar/memperkecil)
Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk memperbesar atau memperkecil peta.
A. Menggunakan GridLangkah-langkah memperbesar peta menggunakan grid sebagai berikut.
1) Membuat grid (garis-garis yang membentuk kotak-kotak) pada peta dasar yang akan diperbesar. Berikan penomoran pada kolom dan baris grid.
2) Membuat grid yang lebih besar atau lebih kecil pada kertas untuk menggambar peta baru. Ukuran grid sesuai dengan pembesaran peta. Misalnya pembesaran dua kali (2×). Berarti, apabila grid pada peta dasar berukuran 5 mm maka grid pembesaran berukuran 10 mm.
3) Pindahkan detail kenampakan peta dasar pada grid-grid peta baru.
B. Menggunakan Pantograf
Alat pantograf bisa mengubah dan menggambarkan peta sesuai ukuran, baik itu diperkecil dan diperbesar. Prinsip kerja pantograf berdasarkan bentuk jajaran genjang. Tiga dari empat sisi jajaran genjang mempunyai skala faktor yang sama. Skala pada ketiga sisi dapat diubah sesuai keinginan, yaitu diperbesar atau diperkecil.Pengubahan skala pada ketiga lengan tersebut menggunakan rumus sebagai berikut.
m
Skala = ------
M
Keterangan:
m = besar peta asli
M = besar peta yang akan dibuat
Contoh:
Suatu peta akan diperbesar 2 kali lipat. Diketahui m = 1; maka skala faktornya 250. Dari nilai skala faktor = 12 × 500 = 250, lengan pantograf diatur pada nilai 250. Setelah itu peta yang akan diperbesar diletakkan di tempat B dan kertas gambar kosong diletakkan di tempat gambar A yang dilengkapi dengan pensil. Selanjutnya, penggambaran dimulai dengan menggerakkan B mengikuti peta asli melalui kaca pengamat.C Menggunakan Mesin Fotokopi
Inilah cara umum yang biasa dilakukan. Perlu kamu ingat bahwa skala hasil pembesaran maupun pengecilan berbeda dengan skala aslinya sehingga sebelum di foto kopi skala harus diubah dulu sesuai ukuran perubahan meskipun untuk skala grafik pada peta hasil pembesaran atau pengecilan telah sesuai tetapi dalam tulisan tidak sesuai.
D. Menggunakan kamera fotografi atau zoom transfercope fotografi
Cara ini dilakukan dengan pemotretan lewat udara melalui pengaturan jarak fokus kamera.
Desiminasi Budaya Positi Di SMA Negeri 3 Jombang
https://youtu.be/QwNUU94K1Ms Rancangan Tindakan Untuk Aksi Nyata Judul Modul : Desiminasi Budaya Positi Di SMA Negeri 3 Jombang P...
-
BAB I KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG 1. PENGERTIAN WILAYAH DAN TATA RUANG A. PENGERTIAN WILAYAH • Wilayah (region) adalah ...