Minggu, 23 September 2018

Solusi Banjir Desa Mojokrapak

PEMBEBASAN MOJOKRAPAK DARI BENCANA BANJIR
Oleh Juli Murtini

Mojokrapak merupakan sebuah desa di wilayah Kecamatan TembelangKabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur. Desa mojokrapak ini memiliki luas lahan 2,60 Km2 menjadi desa  terluas di kecamatan Tembelang. Dilihat dari persebaran penduduknya desa ini terdiri dari 7 dusun yaitu dusun Gilang, Sugih waras, Plembon, Bulak, Gondang, Ngledok, Krapak yang dipisahkan oleh hamparan lahan pertanian sawah bahkan bisa dikatakan penduduk hidup dari aktivitas pertanian.Dengan jumlah penduduk 7.289 jiwa menjadikan Mojokrapak memiliki penduduk terbesar se kecamatan Tembelang.
Mojokrapak secara geografis terletak di pinggiran kota Jombang yang masyarakatnya cenderung menuju ke kehidupan modern tetapi masih mempertahankan budaya dan kearifan lokal. Adanya jalan antar kabupaten(menuju kabupaten Tuban, lamongan dan Bojonegoro) yang melintasi desa Mojokrapak turut mempengaruhi perkembangan desa dalam segala bidang baik pendidikan, ekonomi sosial bahkan industry. Adanya lintasan jalan tol yang menjadikan Mojokrapak menjadi pintu masuk keluar Tol sedikit banyak berpengaruh terhadap harga lahan, sehingga desa ini cukup menarik investor ataupun penduduk secara individu untuk tinggal atau menginginkan lahan di wilayah Mojokrapak.


Topografi desa mojokrapak merupakan daerah dataran rendah yang dilewati sungai kecil yang berasal dari Jombang selatan. Hal ini memberikan masalah yang kian tahun intensitasnya meningkat yaitu berupa banjir baik langsung ataupun kiriman dari wilayah selatan yang melanda salah satu dusun yaitu dusun ngledok yang memiliki ketinggian lebih rendah dari daerah sekitar. Pemandangan banjir tersebut menjadi wajah dari desa Mojokrapak karena wilayah terdampak berada di sepanjang jalur kabupaten yang memberikan gambaran buruk tentang Mojokrapak yang sebenarnya memiliki banyak potensi.




Intensitas banjir yang setiap tahun meningkat merupakan masalah yang perlu solusi dari setiap elemen masyarakat baik pemerintah kabupaten, kecamatan, desa, lembaga swadaya masyarakat dan setiap anggota masyarakat. Penerimaan setiap keadaan yang sifatnya sementara bukanlah jawaban atas permasalah banjir di dusun Ngledok Mojokrapak yang memiliki topografi rendah, tetapi bagaimana masalah tersebut dapat di selesaikan baik secara totalitas maupun penekanan intensitas yang cenderung naik setiap tahunnya dengan pengembangan berbasis lingkungan serta cara mensosialisasikan solusi tersebut.

Bencana Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana menyebutkan definisi bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Banjir merupakan salah satu bentuk bencana alam metrohidrologi yang saling terkait.
Banjir terjadi karena beberapa hal diantaranya curah hujan yang tinggi, topografi rendah, keadaan tanah yang porositasnya rendah, ketiadaan vegetasi dan faktor ulah manusia yang tidak peduli lingkungan (Geografi SMA X). Banjir di Indonesia menjadi bahan berita media setiap saat karena iklim tropis basah yang di miliki Indonesia menyebabkan curah hujan yang cukup tinggi dan menjadi faktor utama terjadinya banjir.
Bentuk muka bumi kabupaten Jombang dapat dijabarkan bagian selatan merupakan daerah dataran tinggi atau pegunungan, debelang utara perbukitan kapur sedangkan bagian tengah dari arah barat daya ke timur laut merupakan daerah dataran rendah yang dilalui sungai berantas. Secara geografis wilayah desa Mojokrapak berada ditengah-tengah kabupaten jombang yang merupakan daerah dataran rendah dengan dilalui sungai kecil menuju sungai berantas. Wilayah desa mojokrapak yang terdampak sangat tinggi oleh banjir adalah dusun ngledok yang merupakan daerah cekung padat penduduk karena berada disepanjang pusat desa dengan jalur kabupaten.
Sumber banjir yang terjadi tidak serta merta berasal dari desa Mojokrapak tetapi juga dari kiriman daerah hulu kabupaten Jombang bagian selatan dapat diatasi dengan pengerukan sungai lebih dalam lagi sehingga dapat menampung debit air hujan dan penataan saluran air setelah wilayah mojokrapak yang terintegrasi menuju suangai utama.
Topografi wilayah dusun ngledok yang berupa cekungan bahkan ketinggiannya lebih rendah dari sungai menjadikan masalah yang tidak terpecahkan karena air yang masuk wilayah dusun ngledok tidak dapat keluar dikarenakan wilayah sekitar memiliki ketinggian lebih tinggi. Dari keadaan tersebut solusi seperti pembuatan sumur resapan, biopori harus tetap dilakukan di setiap rumah tangga dan perencanaan secara terintegrasi dalam kesatuan wilayah dusun dengan pembuatan embung-embung sebagai daerah jebakan air dengan menggunakan lahan warga secara sukarela yang sekaligus dimanfaatkan sebagai lahan usaha budidaya yang berhubungan dengan air misalnya perikanan. Selain itu pembanguan rumah-rumah baru pun harus dengan bentuk panggung yang bagian bawah dijadikan embung untuk jebakan air. Meninggikan bangunan rumah yang rata-rata dilakukan penduduk bukan solusi yang tepat dan cenderung menjadi solusi yang bersifat individu karena masalahnya adalah bagaimana membuang air genangan ke suatu tempat. Usaha ini menjadi tanggung jawab bersama warga satu dusun dalam arti setiap pembangunan bangunan baru yang menjadi target daerah jebakan air ada infrastruktur yang menjadi tanggung jawab dusun dalam pembangunannya sementara yang bangunan rumah menjadi tanggung jawab pemilik pribadi.
 

Penanganan air ini juga bisa dilakukan dengan mewajibkan setiap rumah tangga memiliki sumur resapan ataupun embung ukuran kecil yang dapat menampung air hujan di sekitar rumah agar tidak mengalir bebas menjadi banjir. Menjadi hal yang wajib lahan tidak boleh penuh untuk bangunan rumah harus ada sedikit ruang terbuka atau jika tertutup tetap dalam bentuk bawah terdapat ruang untuk menampung air.
Pembuaatan embung sebagai tempat menjebak air juga bias dilakukan dengan cara secara swadaya masyarakat membeli tanah warga yang nantinya menjadi milik umum bahkan dijadikan ruang terbuka hijau yang dilengkapi fasilitas umum agar pemanfaatanya dapat dilakukan semaksimal mungkin.

Penanganan air ini juga bisa dilakukan dengan mewajibkan setiap rumah tangga memiliki sumur resapan ataupun embung ukuran kecil yang dapat menampung air hujan di sekitar rumah agar tidak mengalir bebas menjadi banjir. Menjadi hal yang wajib lahan tidak boleh penuh untuk bangunan rumah harus ada sedikit ruang terbuka atau jika tertutup tetap dalam bentuk bawah terdapat ruang untuk menampung air.
Pembuaatan embung sebagai tempat menjebak air juga bias dilakukan dengan cara secara swadaya masyarakat membeli tanah warga yang nantinya menjadi milik umum bahkan dijadikan ruang terbuka hijau yang dilengkapi fasilitas umum agar pemanfaatanya dapat dilakukan semaksimal mungkin.

Fenomena lain yang membuat air masuk ke wilayah dusun ngledok adalah adanya saluran pembuangan limbah rumah tangga atau drainase air menuju sungai harus ditutup total atau system buka tutup. Karena pada musim hujan tidak mungkin air dari wilayah pemukiman mengalir sungai justru sebaliknya air sungai yang meluap masuk pemukiman sehingga perlu banguanan infrastruktur berupa tanggul yang lebih tinggi agar air tidak masuk wilayah pemukiman.
Faktor lain dari penyebab terjadingan banjir yang terjadi di dusun Ngledok, desa Mojokrapak yaitu masalah vegetasi dan faktor manusia dapat dilakukan secara bersama karena vegetasi di lakukan dengan reboisasi yang dilakukan masyarakat dan kepedulian lingkungan juga perlu ditingkatkan diantaranya penangan sampah melalui program –program nyata missal pembuatan bank sampah dan gerakan 4 R(Replace, reduce, reuse, serta recycle) serta kesadaran bahwa banjir adalah masalah bersama yang penanganannya juga harus bersama-sama. Salah satu komponen masyarakat tidak peduli maka masalah tidak akan terselesaikan.
Dari uraian solusi dari masalah banjir di dusun Ngledok, desa Mojokrapak diatas cenderung dipengaruhi factor topografi yang solusinya berupa berbagai alternative pembangunan infrastruktur penanganan banjir maka cara-cara sosialisasi dari ide-ide diatas dilakukan secara terprogram melalui berbagai pemberian penjelasan-penjelasan kepada kelompok masyarakat misalnya yang ada di desa Mojokrapak adalah rapat desa, forum ketua RT, pertemuan Dasa wisma, pertemuan PKK, pertemuan yasinan, melalui kultum di mushola, pendidikan formal yang ada di lingkungan desa yang di jelaskan secara audio visual agar mampu meyakinkan masyarakat bahwa ide yang di usulkan benar-benar mengubah pola piker dan mampu mengatasi masalah banjir di Wajah Desa Mojokrapak.
 


Desiminasi Budaya Positi Di SMA Negeri 3 Jombang

 https://youtu.be/QwNUU94K1Ms Rancangan Tindakan Untuk Aksi Nyata Judul Modul           : Desiminasi Budaya Positi Di SMA Negeri 3 Jombang P...